Demam MAHABARATA : Krisna & Ja'far Bin Abi Thalib

mozvid.blogspot.com - Dirumah pd demam Mahabarata.
Ada sosok krisna yg pintar beretorika dan berdiplomasi. Gaya bicara yg tenang dgn bahasa yg mudah dimengerti lawan bicaranya.

Meski tak bermaksud menyamakan. Saya pun teringat sosok duta islam ke Habasyah. Seseorang yg diberi julukan oleh Rasul sebagai Bapak Kaum Miskin. Selain gelar tersebut ia pun jg diberi gelar Si Bersayap Dua di Surga dan Si Burung Surga yg Selalu Berkicau.

Dialah Ja’far bin Abu Thalib, salah seorang pelopor Islam generasi awal yg memilih langsung menyahut seruan Rasul utk Hijrah ke Habasyah. Sesampai disana diapun berhasil menjawab pertanyaan dari raja Najazi dan tuduhan dari Delegasi kaum kafir qurays yg diutus untk menghasut sang raja dgn tegas lugas dan menghormati keduanya.

Selama di Habasyah, Ja’far bin Abu Thalib tampil sebagai juru bicara yg lancar dan sopan. Hal itu karena Allah mengaruniakan nikmat yg paling agung dlm wujud ketajaman mata hati, kecermelangan akal, kecerdasan jiwa, dan kefasihan lidah.

Sehingga tak heran jika Ja’far bin Abu Thalib pintar beretorika dan berdiplomasi. Gaya bicara yg tenang dgn menggunakan bahasa yg mudah dimengerti lawan bicara yg diperkuat dgn dalil naqli dan dalik aqli yg jelas dan tegas.

Berikut permulaan sekilas dialog Raja Najasyi, Para mencari suaka (Ja'far dkk), dan Utusan Kafir Qurays

Utusan Qurays memulai percakapan Baginda raja yg mulia. Orang-orang bodoh ni telah menyasar ke negeri paduka. Mereka meninggalkan agama nenek moyang, tetapi tak pula hendak memasuki agama paduka. Bahkan, mereka datang membawa agama baru yg mereka ciptakan dan tak pernah kami kenal, dan tak pula oleh paduka. Sungguh, kami telah diutus oleh orang-orang mulia dan terpandang di antara bangsa dan bapak-bapak mereka, paman-paman mereka, keluarga-keluarga mereka, agar paduka sudi mengembalikan orang-orang ni kepada kaumnya.

Najasyi memalingkan mukanya ke arah kaum Muslimin sambil melontarkan pertanyaan, Agama apakah itu yg menyebabkan kalian meninggalkan bangsa kalian, tetapi tak memandang perlu pula kepada agama kami?

Ja’far pun bangkit berdiri, untk menunaikan tugas yg telah dibebankan oleh rekan-rekannya sesama Muhajirin; tugas yg telah mereka tetapkan dlm suatu rapat yg diadakan sebelum pertemuan ini. Ia melepaskan pandangan ramah penuh kecintaan kepada Baginda Raja yg telah berbuat baik menerima mereka.

Ja’far berkata, Wahai paduka yg mulia, kami dulu memang orang-orang yg bodoh. Kami menyembah berhala, memakan bangkai, melakukan perbuatan-perbuatan keji, memutuskan silaturahmi, menyakiti tetangga dan orang yg berkelana. Orang kuat waktu itu memakan yg lemah, hingga datanglah masanya Allah mengirimkan Rasul-Nya kepada kami dari kalangan kami.

Kami mengenal asal-usulnya, kejujuran, ketulusan, dan kemuliaan jiwanya. Ia mengajak kami untk mengesakan Allah dan mengabdikan diri kepada-Nya, dan agar membuang jauh-jauh batu-batu dan berhala yg pernah kami sembah bersama bapak-bapak kami dulu. Beliau menyuruh kami berbicara benar, menunaikan amanah, manyambung tali silaturahmi, berbuat baik kepada tetangga, dan menahan diri dari pertumpahan darah serta semua yg dilarang Allah. Beliau melarang kami berbuat keji dan zina, mengeluarkan ucapan bohong, memakan harta anak yatim, dan menuduh berbuat jahat terhadap wanita yg baik-baik.

Kemudian kami membenarkan dia dan kami beriman kepadanya, kami ikuti dgn taat apa yg disampaikannya dari Rabbnya. Lalu kami beribadah kepada Allah Yang Maha Esa dan kami tak menyekutukan-Nya dgn sesuatu pun. Kami mengharamkan apa yg diharamkan-Nya kepada kami, dan kami menghalalkan apa yg dihalalkan-Nya untk kami.

Karena itu semua, kaum kami memusuhi kami, dan mengganggu kami dari agama kami, agar kami kembali menyembah berhala lagi, dan perbuatan-perbuatan jahat yg yang pernah kami lakukan dulu. Ketika mereka memaksa, menganiaya, mempersempit kehidupan, dan menghalangi kami dari agama kami, kami keluar berhijrah ke negeri paduka dgn harapan akan mendapatkan perlindungan paduka dan terhindar dari perbuatan-perbuatan aniaya mereka.

Sambil menoleh pd Ja’far, Raja bertanya, Apakah engkau membawa sesuatu yg diturunkan atas Rasulmu itu?

Ya. Jawab Ja’far.

Bacakanlah kepadaku!

Ja’far langsung membacakan bagian dari surat Maryam dgn irama indah dan kekhusyukan yg memikat. Mendengat itu, Najasyi menangis dan para pendeta serta tokoh agama yg hadir pun ikut menangis. Ketika air baginda yg mengalir deras itu telah berhenti, ia berpaling kepada kedua utusan Quraish itu, seraya berkata, Sesungguhnya apa yg dibaca tadi yg dibawa oleh Isa berasal dari satu cahaya. Pergilah kalian berdua! Demi Allah kami tak akan menyerahkan mereka kepada kalian!

Paginya kedua utusan itu datang kembali menghadap raja, dan berkata kepadanya, Wahai paduka, orang-orang Islam itu telah mengucapkan suatu ucapan keji yg merendahkan kedudukan Isa.

Sang Rajapun menayakan kepada Ja'far "Bagaimana pandangan kalian terhadap Isa? Ja’far bangkit dan menjawab, Kami akan mengatakan tentang Isa sesuai dgn keterangan yg dibawa oleh Nabi kami, Muhammad, bahwa ia adlh seorang hamba Allah dan Rasul-Nya serta Kalimat-Nya yg ditiupkan-Nya kepada Maryam dan ruh dari-Nya.

Raja Najasyi bertepuk tangan tanda setuju, seraya mengumumkan, memang begitulah yg dikatakan Al-Masih tentang dirinya dan berkata kepada Ja'far Silakan anda sekalian tinggal bebas di negeriku. Siapa yg berani mencela dan menyakiti kalian, orang itu akan mendapatkan hukuman yg setimpal dgn perbuatannya.

Kemudian Najasyi berpaling kepada tokoh-tokoh terdekatnya, lalu sambil mengisyaratkan dgn jari telunjuknya ke arah kedua utusan kaum Quraish, ia berkata, Kembalikanlah hadiah-hadiah itu kepada kedua orang ini. Aku tak membutuhkannya. Demi Allah, Allah tak pernah mengambil uang sogokan dariku kala Dia mengaruniakan takhta ni kepadaku, sehingga aku pun tak akan menerimanya dlm hal ini"

Title : Demam MAHABARATA : Krisna & Ja'far Bin Abi Thalib
Description : mozvid.blogspot.com - Dirumah pd demam Mahabarata. Ada sosok krisna yg pintar beretorika dan berdiplomasi. Gaya bicara yg tenang dgn bahasa ...

0 Response to "Demam MAHABARATA : Krisna & Ja'far Bin Abi Thalib"

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *