Menjelang dewasa, sebagai wanita yg memasuki usia "Matang", aku mendapat banyak nasehat-nasehat pernikahan dari orang-orang sekitar. Sebenarnya dari aku mulai puber, Nasehat itu sering mampir di telinga. Tidak semuanya di telan mentah-mentah pastinya. Ada yg lucu, ada yg ngawur, ada yg penuh hikmah. Nasehat bagaimana cara memilih suami itu diantaranya adlh sebagai berikut :
"Suami dari desa / dari kota itu nggak masalah. Asal dia mau berpikiran luas dan terbuka dgn pendidikan. Karena hanya dgn pendidikan, Ia akan jadi suami berakhlaq dan tau apa yg harus dilakukan sebagai pemimpin keluarga." Bapakku Muhsin Sukandar
"Kamu kan nggak pernah bapak omeli karena kamu paling nggak bisa diomeli. Makanya, cari suami yg lebih sayang sama kamu daripada kasih sayang bapak ke kamu. Minimal, orang yg bisa menjaga emosinya waktu marah." Masih Nasehat Bapakku.
Habis pakai Baju pernikahan gini terus ngapain?? Apa kita harus pakai baju Indah yg lainnya untk dilihat semua orang?? hehehe |
"Jangan menikah sama orang yg suka mengungkit masa lalu, kamu nggak akan bahagia." Bapakku lagi. hehehe...
"Cari suami itu yg besar Ridho nya, supaya nggak ada halangan bagimu untk menghadap Allah." Ibuku, Aminatun Najariyah.
"Jangan menikah sama lelaki yg tinggalnya di sekitar daerah pantura, biasane keset (-biasanya pemalas). Nggak bisa diajak kerja sama. Kecuali bapakmu itu, bapak kan perantauan dan sekarang udah jadi lelaki Solo." Ibuku, hehehe.... FYI, bapakku berasal dari daerah Pati Jawa Tengah yg notabene jalur pantura. :D
"Ya... Kalau bisa, jangan nikah sama lelaki Sunda, ntar kamu ditinggal kawin lagi. Lelaki Sunda kan suka kawin." Pak Dhe Zamzaini, mengomentari kedekatanku dgn seorang pebisnis Sunda.
"Pokoknya, kalau ada banyak pilihan lelaki, kamu harus cari yg paling pinter. Orang pinter itu nggak akan bikin kamu susah." Ibu Emilia Az, setelah bercerita kenapa dia memilih untk menikah dgn Ust Jallalludin Rachmat.
"Kalau cari Suami itu, pilih yg carinya kebenaran, bukan cari seneng. Kalau cari seneng, secantik dan sebaik apapun kamu, kalau nggak sesuai sama hawa nafsu lelaki itu, kamu akan ditinggalkan. Kalau cari bener, segala marah dan pujinya dilandaskan pd pencarian kebenaran yg fitri." Mas Kist. Kakak Ipar.
"Kalau kamu dominan di otak kanan, cari suami yg dominan di otak kiri, biar kecerdasan anak nantinya berimbang." Mbak Indah, Kakak Pertama.
"Yo cari yg mancung dan bule lah, biar memperbaiki keturunan." Mbak Himma, kakak kedua.
"Jangan nikah sama lelaki yg giginya berantakan. Menurut ilmu psikologi, biasanya dia tak setia." Pak Arifin, Guru Bahasa Indonesia pas SMP.
Pangeran Misterius berkuda Hitam pembasmi kejahatan mungkin Calon Suami yg keren. hehehe... |
"Seng penting, cah lanang iku iso ngemban ngelmu. Simbahmu loro-lorone ki putro kyai kabeh, mulo yen iso, golek bojo seng iso ngemban amanahe poro simbah. Nerosne kesolehane poro simbah. (Yang penting, lelaki itu bisa mengemban Ilmu. Kakek nenekmu itu anaknya kyai. Makanya, kalau bisa, cari suami yg bisa mengemban amanah dari para eyang, Meneruskan tradisi kesholehan para eyang.)" Mbah Ahmad Khatami, Adiknya Mbah kakung Thohir.
"Untuk ahkwat, sebaiknya cari suami yg dari kalangan pecinta ahlulbayt. Malah, saya mewajibkan hal itu." Seorang ustad yg aku lupa namanya.
"Jangan cari suami yg malesan. Bikin susah." Ibu-ibu pengajian kemaren setelah nanya apakah aku sudah menikah / belum.
Ada yg mau ngasih nasehat penikahan lain??? Silahkan.... :)
source : http://syaharbanu.blogspot.com, http://reddit.com, http://flickr.com
Description : Menjelang dewasa, sebagai wanita yg memasuki usia "Matang", aku mendapat banyak nasehat-nasehat pernikahan dari orang-orang sekita...
0 Response to "[Cerita] Nasehat Pernikahan"
Post a Comment