Penjelasan Tentang Keutamaan Sepertiga Malam yang Akhir

mozvid.blogspot.com - Di antara doa yg mustajab (mudah diijabahi / dikabulkan) adlh doa di sepertiga malam terakhir. Tapi kita sering melalaikan hal ni karena waktu malam kita biasa diisi dgn tidur lelap. Cobalah kita bertekad kuat untk mendapatkan waktu tersebut. Malamnya kita isi dgn shalat tahajjud dan memperbanyak do’a pd Allah atas tiap hajat kita. Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‎ إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ ‎ Di malam hari terdapat suatu waktu yg tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pd Allah berkaitan dgn dunia dan akhiratnya bertepatan dgn waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yg ia minta. Hal ni berlaku tiap malamnya. (HR. Muslim no. 757)
Umumnya orang menggunakan waktu sahurnya hanya untk makan, minum, nonton TV, dst. padahal waktu sahur adlh waktu yg sangat istimewa untk beribadah.
Mengapa istimewa, karena Allah mendekat ke seluruh hamba-Nya, menawarkan kepada semua hamba-Nya yg hendak bersimpuh di hadapan-Nya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
Pada tiap malam, Allah Ta’ala turun kelangit dunia, ketika tersisa sepertiga malam terakhir, Allah berfirman:’ Siapa yg berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan. Siapa yg meminta kepada-Ku akan Aku beri. Dan Siapa yg memohon ampunan kepada-Ku akan aku ampuni. (HR. Bukhari 1145 dan Muslim 758).‎
Ibnu Hajar menjelaskan, Bab yg dibawakan oleh Al Bukhari menerangkan mengenai keutamaan berdoa pd waktu tersebut hingga terbit fajar Shubuh dibanding waktu lainnya. (Fathul Bari, 11/129) ‎ Ibnu Baththol berkata, Waktu tersebut adlh waktu yg mulia dan terdapat dorongan beramal di waktu tersebut. Allah Ta’ala mengkhususkan waktu itu dgn nuzul-Nya (turunnya Allah). Allah pun memberikan keistimewaan pd waktu tersebut dgn diijabahinya doa dan diberi tiap yg diminta. (Syarh Al Bukhari, 19/118) ‎ Ada suatu pelajaran menarik dari Imam Al Bukhari. Beliau membawakan Bab dgn judul Doa pd separuh malam. Padahal hadits yg beliau bawakan setelah itu berkenaan dgn doa ketika sepertiga malam terakhir. Mengapa bisa demikian? Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan bahwa Al Bukhari mengambil judul Bab tersebut dari firman Allah, قُمِ اللَّيْلَ إِلاَّ قَلِيلاً نِصْفَهُ أَوِ انقُصْ مِنْهُ قَلِيلاً Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), seperduanya / kurangilah dari seperdua itu sedikit. (QS. Al Muzzamil: 2-3).
Judul bab tersebut diambil oleh Al Bukhari dari ayat Al Qur’an di atas. Dalam hadits sendiri menunjukkan bahwa waktu terijabahnya doa adlh pd sepertiga malam terakhir. Ini menunjukkan bahwa hendaknya seorang muslim benar-benar memperhatikan waktu tersebut dgn ia bersiap-siap sebelum masuk sepertiga malam terakhir yg awal. Hendaklah tiap hamba bersiap diri dgn kembali pd Allah kala itu agar mendapatkan sebab ijabahnya doa. Setiap muslim hendaklah memperhatikan waktunya di malam dan siang hari dgn doa dan ibadah kepada AllahTa’ala. (Syarh Al Bukhari, 19/119)
Di saat itulah, Allah menyebarkan rahmat, dan ampunan-Nya bagi umat manusia. Selayaknya kita manfaatkan untk bersimpuh di hadapan Allah dan tak hanya dihabiskan untk menyantap makanan.
Imam Nawawi mengatakan,
وفيه تنبيه على أن آخر الليل للصلاة والدعاء والاستغفار وغيرها من الطاعات أفضل من أوله
Dalam hadis ni terdapat pelajaran bahwa waktu akhir malam lebih afdhal digunakan untk shalat, berdoa, beristighfar, dan melakukan ketaatan lainnya, dari pd waktu awal malam. (Syarh Shahih Muslim, 6/38).
Ibnu Hajar jg menjelaskan hadits di atas,
أن آخر الليل أفضل للدعاء والاستغفار ويشهد له قوله تعالى والمستغفرين بالأسحار وأن الدعاء في ذلك الوقت مجاب
Bahwa akhir malam sangat afdhal untk berdoa dan beristighfar. Dalilnya firman Allah (yang artinya) ‘yaitu orang-orang yg rajin beristighfar di waktu sahur.’ Dan bahwa doa di waktu sahur itu mustajab. (Fathul Bari, 3/31).
Oleh karena itu, kebiasaan orang soleh di masa silam, mereka banyak memanfaatkan waktu sahur untk semakin mendekat Allah, bersimpuh di hadapan-Nya, berdoa dan memohon ampunan kepada-Nya. Allah berfirman, menceritakan tentang sifat ahli surga
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
Merekalah orang-orang yg penyabar, jujur, tunduk, rajin berinfak, dan rajin istighfar di waktu sahur. (QS. Ali Imran: 17)
Ibnu Katsir mengatakan:
دل على فضيلة الاستغفار وقت الأسحار. وقد قيل: إن يعقوب، عليه السلام، لما قال لبنيه: {سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي} [يوسف:98 ] أنه أخرهم إلى وقت السحر
‘Ayat ni menunjukkan keutamaan memperbanyak istighfar di waktu sahur.’‎ Diriwayatkan, bahwa Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam menasehati anaknya:‎ Saya akan memohonkan ampun kepada Rabbku untk kalian. (QS. Yusuf: 98)‎ Kemudian Nabi Ya’kub mengakhirkan permohonan ampun itu di waktu sahur. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/23)
Kaum muslimin pembaca yg budiman, jangan sia-siakan kesempatan besar ini. Allah telah menawarkan diri-Nya kepada para hamba-Nya untk memberikan ampunan kepada siapa yg memohon ampun kepada-Nya di waktu sahur. Sungguh sangat disayangkan jika kesempatan ni hanya kita habiskan untk menyantap makanan / menonton televisi. Lebih-lebih menghabiskan sebatang rokok yg itu akan memakan waktu cukup lama. Gunakan sisa waktu anda setelah sahur untk banyak memohon ampunan kepada Allah. Semoga dgn ni Allah mengampuni kita semua.
Waktu sahur adlh salah satu waktu istimewa di bulan Ramadhan. Umat muslim, para shaimin, ditawarkan keberkahan pd makan di waktu tersebut untk puasa besok harinya (makan sahur). Di waktu tersebut terdapat saat-saat istimewa untk mohon ampun (istighfar) dan doa. Maka jangan rusak waktu tersebut dgn melihat tontonan perusak hati dan aktifitas tak berarti.‎
Allah telah memuji para hamba-Nya yg gemar beristighfar pd waktu tersebut,
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
Orang-orang yg sabar, yg benar, yg tetap taat, yg menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yg memohon ampun di waktu sahur. (QS. Ali Imran: 17)
Imam Ibnu Katsir berkata tentang kalimat وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ: menunjukkan keutamaan istghfar di waktu sahur (penghujung malam). Ada pendapat mengatakan, saat Nabi Ya’kub‘alaihis salam berkata kepada anak-anaknya, pasti aku akan mintakan ampun kepada tuhanku untk kalian (QS. Yusuf: 98), beliau mengakhirkan pelaksanaannya sampai waktu sahur.
Waktu sahur adlh waktu di penghujung malam menjelang Shubuh. Keutamaannya tak didapatkan pd waktu-waktu selainnya. Kesempurnaan istighfar di waktu ni diawali dgn kegiatan shalat malam. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ آَخِذِينَ مَا آَتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yg bertakwa berada di dlm taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yg diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adlh orang-orang yg berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). (QS. Al-Dzariyaat: 15-18)
Syaikh Al-Sa’di -dalam tafsirnya- menjelaskan tentang prakteknya, Maka mereka memperpanjang shalat sampai waktu sahur. Kemudian mereka menutup shalat malamnya dgn duduk beristighfar kepada Allah layaknya istighfar seorang mudznid (pendosa) untk dosanya. Istighfar di waktu sahur ni memiliki keutamaan dan keistimewaan yg tak dimiliki waktu selainnya.
Keutamaan istighfar pd waktu sahur ni karena saat itu Allah Subhanahu Wa Ta'ala turun di langit dunia. Allah membuka selebar-lebarnya pintu rahmah, ampunan, dan kemurahan-Nya bagi hamba-Nya yg mau berdoa dan memohon ampun.
Diterangkan dlm Shahihain, dari sejumlah sahabat, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
Rabb kami Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia tiap malam saat tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: siapa yg berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan doanya, siapa yg meminta kepada-Ku maka Aku akan beri permintaannya, dan siapa yg memohon ampunan kepada-Ku niscaya Aku ampuni dia. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Allah menawarkan ampunan, pemberian, kebaikan, dan pengabulan doa kepada hamba di sepertiga malam tersebut. Maka siapa berdiri di hadapan Allah, bertaqarrub & bermunajat kepada-Nya, lalu diikuti dgn berdoa dan beristighfar kepada-Nya, niscaya ia akan memperoleh hajatnya dan ampunan atas dosa-dosanya. Maka jangan sia-siakan waktu yg sangat istimewa ini!
Keutamaan Sholat Malam
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan di dlm al-Qur-an pd banyak ayat dan jg Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm banyak hadits tentang besarnya pahala yg diperoleh dari melaksanakan shalat malam. Bahkan, ketahuilah wahai pembaca yg budiman -sebelum kami memaparkan ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut- bahwa shalat yg paling baik setelah shalat wajib adlh shalat malam, dan hal ni telah menjadi ijma' (kesepakatan) ulama. Ayat-Ayat Tentang Keutamaan Shalat Malam Dan Anjurannya ‎ Di dlm banyak ayat, Allah Subhanahu wa Ta’ala menganjurkan kepada Nabi-Nya yg mulia untk melakukan shalat malam. Antara lain adalah:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ
"Dan pd sebagian malam hari shalat Tahajjud-lah kamu...." [Al-Israa'/17: 79]
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا
"Dan sebutlah nama Rabb-mu pd (waktu) pagi dan petang. Dan pd sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pd bagian yg panjang di malam hari." [Al-Insaan/76: 25-26].
وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ
"Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan tiap selesai shalat." [Qaaf/50: 40].
وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ
"Dan bersabarlah dlm menunggu ketetapan Rabb-mu, maka sesungguhnya kamu berada dlm penglihatan Kami, dan bertasbihlah dgn memuji Rabb-mu ketika kamu bangun berdiri, dan bertasbihlah kepada-Nya pd be-berapa saat di malam hari dan waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar)." [Ath-Thuur/52: 48-49]
Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan memerintahkan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah selesai melakukan shalat wajib agar melakukan shalat malam, hal itu sebagaimana terdapat pd firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ
"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dgn sungguh-sungguh (urusan) yg lain, dan hanya kepada Rabb-mu-lah hendaknya kamu berharap." [Asy-Syarh/94 : 7-8)
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memuji para hamba-Nya yg shalih yg senantiasa melakukan shalat malam dan bertahajjud, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." [Adz-Dzaariyaat/51: 17-18]
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma mengatakan, "Tak ada satu pun malam yg terlewatkan oleh mereka melainkan mereka melakukan shalat walaupun hanya beberapa raka'at saja."
Al-Hasan al-Bashri berkata, "Setiap malam mereka tak tidur kecuali sangat sedikit sekali."
Al-Hasan jg berkata, "Mereka melakukan shalat malam dgn lamanya dan penuh semangat hingga tiba waktu memohon ampunan pd waktu sahur."
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dlm memuji dan menyanjung mereka:
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Rabb-nya dgn rasa takut dan harap, dan mereka menafkah-kan sebagian dari rizki yg Kami berikan ke-pada mereka. Seorang pun tak mengetahui apa yg disembunyikan untk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yg menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yg telah mereka kerjakan." [As-Sajdah/32: 16-17]
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Yang dimaksud dgn apa yg mereka lakukan adlh shalat malam dan meninggalkan tidur serta berbaring di atas tempat tidur yg empuk."
Al-'Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Cobalah renungkan bagaimana Allah membalas shalat malam yg mereka lakukan secara sembunyi dgn balasan yg Ia sembunyikan bagi mereka, yakni yg tak diketahui oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah membalas rasa gelisah, takut dan gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untk melakukan shalat malam dgn kesenangan jiwa di dlm Surga."
Dari Asma' binti Yazid Radhiyallahu anha, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا جَمَعَ اللهُ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، جَاءَ مُنَادٍ فَنَادَى بِصَوْتٍ يَسْمَعُ الْخَلاَئِقُ: سَيَعْلَمُ أَهْلُ الْجَمْعِ اَلْيَوْمَ مَنْ أَوْلَى بِالْكَرَمِ، ثُمَّ يَرْجِعُ فَيُنَادِي: لِيَقُمَ الَّذِيْنَ كاَنَتْ (تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ) فَيَقُوْمُوْنَ وَهُمْ قَلِيْلٌ.
"Bila Allah mengumpulkan semua manusia dari yg pertama hingga yg terakhir pd hari Kiamat kelak, maka datang sang penyeru lalu memanggil dgn suara yg terdengar oleh semua makhluk, 'Hari ni semua yg berkumpul akan tahu siapa yg pantas mendapatkan kemuliaan!' Kemudian penyeru itu kembali seraya berkata, 'Hendaknya orang-orang yg 'lambungnya jauh dari tempat tidur' bangkit, lalu mereka bangkit, sedang jumlah mereka sedikit." Hadits ni diriwayatkan oleh Abu Ya'la dlm al-Musnadul Kabiir (IV/373).
Di antara ayat-ayat yg memuji orang-orang yg selalu melakukan shalat malam adlh firman Allah:
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ
"(Apakah kamu hai orang musyrik yg lebih beruntung) ataukah orang yg beribadah di waktu malam dgn sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-nya?..." [Az-Zumar/39: 9].
لَيْسُوا سَوَاءً ۗ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ
"Mereka itu tak sama, di antara Ahli Kitab itu ada golongan yg berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pd beberapa waktu di malam hari, sedang mereka jg bersujud (shalat)." [Ali ‘Imraan/3: 113]
وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا
"Dan orang yg melalui malam hari dgn bersujud dan berdiri untk Rabb mereka." [Al-Furqaan/25: 64]
سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
"Tanda-tanda mereka tampak pd muka mereka dari bekas sujud...." [Al-Fat-h/48: 29]
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
"(Yaitu) orang-orang yg sabar, yg benar, yg tetap taat, yg menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yg memohon ampun di waktu sahur." [Ali-'Imran/3: 17].
Dan lain sebagainya dari ayat-ayat al-Qur-an.
Saya katakan, "Barangsiapa yg menginginkan pengetahuan yg bermanfaat dan faidah yg banyak, hendaknya menelaah penafsiran ayat-ayat ni dlm kitab-kitab tafsir, karena di sana terdapat manfaat dan faidah yg amat besar. Saya sengaja tak memaparkannya di sini, semata karena komitmen saya untk membahas secara ringkas dan tak mendalam."
Hadits-Hadits Tentang Keutamaan Shalat Malam Dan Anjurannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menganjurkan kepada para Sahabatnya untk melakukan shalat malam dan membaca al-Qur-an di dalamnya. Hadits-hadits yg mengungkapkan tentang hal ni sangat banyak untk dpt dihitung. Tapi kami hanya akan menyinggung sebagiannya saja, berikut panda-ngan para ulama sekitar masalah ini.
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.
"Shalat yg paling utama setelah shalat wajib adlh shalat yg dilakukan di malam hari". HR. Muslim, kitab ash-Shiyaam bab Fadhli Shaumil Mu-harram, (no. 1163).
Al-Bukhari rahimahullah berkata: "Bab Keutamaan Shalat Malam." Selanjutnya ia membawakan hadits dgn sanadnya yg sampai kepada Ibnu 'Umar Radhiyallahu anhuma, bahwa ia berkata: "Seseorang di masa hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bermimpi menceritakannya kepada beliau. Maka aku pun berharap dpt bermimpi agar aku ceritakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat aku muda aku tidur di dlm masjid lalu aku bermimpi seakan dua Malaikat membawaku ke Neraka. Ternyata Neraka itu berupa sumur yg dibangun dari batu dan memiliki dua tanduk. Di dalamnya terdapat orang-orang yg aku kenal. Aku pun berucap, 'Aku berlindung kepada Allah dari Neraka!' Ibnu 'Umar melanjutkan ceritanya, 'Malaikat yg lain menemuiku seraya berkata, 'Jangan takut!' Akhirnya aku ceritakan mimpiku kepada Hafshah dan ia menceritakannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda:
نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللهِ، لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ.
'Sebaik-baik hamba adlh ‘Abdullah seandainya ia melakukan shalat pd sebagian malam.'
Akhirnya 'Abdullah tak pernah tidur di malam hari kecuali hanya beberapa saat saja." HR. Al-Bukhari, kitab al-Jumu'ah, bab Fadhli Qiyaamul Lail, (hadits no. 1122) dan Muslim, kitab Fadhaa-ilish Sha-haabah bab Fiqhi Fadhaa-ili ‘Abdillah bin ‘Umar c, (hadits no. 2479).
Ibnu Hajar berkata: "Yang menjadi dalil dari masalah ni adlh sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: 'Sebaik-baik hamba adlh 'Abdullah seandainya ia melakukan shalat pd sebagian malam.' Kalimat ni mengindikasikan bahwa orang yg melakukan shalat malam adlh orang yg baik."
Ia berkata lagi, "Hadits ni menunjukkan bahwa shalat malam bisa menjauhkan orang dari adzab."
‘Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melakukan shalat malam hingga kedua telapak kakinya pecah-pecah."
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيْلٌ فَارْقُدْ! فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللهَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيْطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيْثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ.
"Syaitan mengikat di pangkal kepala seseorang darimu saat ia tidur dgn tiga ikatan yg pd masing-masingnya tertulis, 'Malammu sangat panjang, maka tidurlah!' Bila ia bangun lalu berdzikir kepada Allah, maka satu ikatan lepas, bila ia berwudhu’ satu ikatan lagi lepas dan bila ia shalat satu ikatan lagi lepas. Maka di pagi hari ia dlm keadaan semangat dgn jiwa yg baik. Tapi jika ia tak melakukan hal itu, maka di pagi hari jiwanya kotor dan ia menjadi malas." HR. Al-Bukhari, kitab at-Tahajjud, bab 'Aqdisy Syaithaani 'alaa Qaafiyatir Ra'-si idzza lam Yushshalli bil Lail, (hadits no. 1142) dan Muslim, kitab Shalaatil Musaafiriin, bab Maa Warada fii man Naamal Laila Ajma'a hatta Ashbaha, (hadits no. 776).‎
Ibnu Hajar berkata: "Apa yg terungkap dgn jelas dlm hadits ni adalah, bahwa shalat malam memiliki hikmah untk kebaikan jiwa walaupun hal itu tak dibayangkan oleh orang yg melakukannya, dan demikian jg sebaliknya. Inilah yg diisyaratkan Allah dlm firman-Nya:
إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
"Sesungguhnya bangun di waktu malam adlh lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih terkesan." [Al-Muzzammil/73: 6]
Sebagian ulama menarik kesimpulan dari hadits ni bahwa orang yg melakukan shalat malam lalu ia tidur lagi, maka syaitan tak akan kembali untk mengikat dgn beberapa ikatan seperti semula."‎

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْـدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ.
"Puasa yg paling utama setelah puasa Ramadhan adlh (berpuasa pada) bulan Allah yg mulia (Muharram) dan shalat yg paling utama setelah shalat wajib adlh shalat malam."‎
An-Nawawi rahimahullah berkata: "Hadits ni menjadi dalil bagi kesepakatan ulama bahwa shalat sunnah di malam hari adlh lebih baik daripada shalat sunnah di siang hari."‎
Ath-Thibi berkata: "Demi hidupku, sungguh, seandainya tak ada keutamaan dlm melakukan shalat Tahajjud selain pd firman Allah:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
"Dan pd sebagian malam hari bershalat ta-hajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengang-katmu ke tempat yg terpuji." [Al-Israa’/17: 79]
Dan jg firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Rabb-nya dgn rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yg Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tak mengetahui apa yg disembunyikan untk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yg menyedapkan pandangan mata..." [As-Sajdah/32: 16-17].
Juga ayat-ayat yg lainnya, maka hal itu sudah cukup menjadi bukti keistimewaan shalat ini."‎
Dari 'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash Radhiyallahu anhuma ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللهِ صَلاَةُ دَاوُدَ، وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ: كاَنَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُوْمُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ، وَيَصُوْمُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا.
"Shalat yg paling dicintai Allah adlh shalat Nabi Dawud Alaihissallam dan puasa yg paling dicintai Allah jg puasa Nabi Dawud Alaihissallam. Beliau tidur setengah malam, bangun sepertiga malam dan tidur lagi seperenam malam serta berpuasa sehari dan berbuka sehari."‎
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Al-Mahlabi mengatakan Nabi Dawud Alaihissallam mengistirahatkan dirinya dgn tidur pd awal malam lalu ia bangun pd waktu di mana Allah menyeru, 'Adakah orang yg meminta?, niscaya akan Aku berikan permintaannya!' lalu ia meneruskan lagi tidurnya pd malam yg tersisa sekedar untk dpt beristirahat dari lelahnya melakukan shalat Tahajjud. Tidur terakhir inilah yg dilakukan pd waktu Sahur. Metode seperti ni lebih dicintai Allah karena bersikap sayang terhadap jiwa yg dikhawatirkan akan merasa bosan (jika dibebani dgn beban yg berat, -ed) dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
إِنَّ اللهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوْا.
'Sesungguhnya Allah tak akan pernah merasa bosan sampai kalian sendiri yg akan merasa bosan.'
Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin selalu melimpahkan karunia-Nya dan memberikan kebaikan-Nya."‎
Dari Jabir bin 'Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَـةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُـلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ.
"Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yg bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pd waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di tiap malam."‎
An-Nawawi rahimahullah berkata, "Hadits ni menetapkan adanya waktu dikabulkannya do’a pd tiap malam, dan mengandung dorongan untk selalu berdo’a di sepanjang waktu malam, agar mendapatkan waktu itu."‎
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رَحِمَ اللهُ رَجُـلاً، قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ اِمْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ، فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِيْ وَجْهِهَا الْمَاءَ، وَرَحِمَ اللهُ اِمْرَأَةً، قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ، وَ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا، فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِيْ وَجْهِهِ الْمَاءَ.
"Semoga Allah merahmati seorang suami yg bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun membangunkan isterinya lalu sang istri jg shalat. Bila istri tak mau bangun ia percikkan air ke wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang isteri yg bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia pun membangunkan suaminya. Bila si suami enggan untk bangun ia pun memercikkan air ke wajahnya."‎
Dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu anhu ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ اسْتَيْقَظَ مِنَ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ فَصَلَّيَا رَكْعَتَيْنِ جَمِيْعًا، كُتِبَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ.
"Barangsiapa yg bangun di waktu malam dan ia pun membangunkan isterinya lalu mereka shalat bersama dua raka'at, maka keduanya akan dicatat termasuk kaum laki-laki dan wanita yg banyak berdzikir kepada Allah."‎
Al-Munawi berkata, "Hadits ni seperti dikemukakan oleh ath-Thibi menunjukkan bahwa orang yg mendapatkan kebaikan seyogyanya menginginkan untk orang lain apa yg ia inginkan untk dirinya berupa kebaikan, lalu ia pun memberikan kepada yg terdekat terlebih dahulu."‎
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ كُلَّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ، صَحَّابٍ فِي اْلأَسْوَاقِ، جِيْفَةٍ بِاللَّيْلِ، حِمَارٍ بِالنَّهَارِ، عَالِمٍ بِأَمْرِ الدُّنْيَا جَاهِلٍ بِأَمْرِ اْلآخِرَةِ.
"Sesungguhnya Allah membenci tiap orang yg perilakunya kasar, sombong, tukang makan dan minum serta suka berteriak di pasar. Ia seperti bangkai di malam hari dan keledai di siang hari. Dia hanya tahu persoalan dunia tapi buta terhadap urusan akhirat.'"‎
Dari Anas Radhiyallahu anhu ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
جَعَلَ اللهُ عَلَيْكُمْ صَلاَةَ قَوْمٍ أَبْرَارٍ يَقُوْمُوْنَ اللَّيْلَ وَيَصُوْمُوْنَ النَّهَارَ، لَيْسُوْا بِأَثَمَةٍ وَلاَ فُجَّارٍ.
Allah telah menjadikan pd kalian shalat kaum yg baik; mereka shalat di waktu malam dan berpuasa di waktu siang. Mereka bukanlah para pelaku dosa dan orang-orang yg jahat.‎
Dari 'Abdullah bin Salam Radhiyallahu anhu, ia berkata, Yang pertama kali aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adlh sabda beliau:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا اْلأَرْحَـامَ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.
"Wahai manusia, tebarkan salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah di malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk ke dlm Surga dgn selamat."‎
'Abdullah bin Qais mengatakan, bahwa ‘Aisyah Radhiyallahun anhuma berkata: "Janganlah kalian meninggalkan shalat malam karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tak pernah meninggalkannya. Jika beliau sakit / malas, beliau shalat dlm keadaan duduk."‎
Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَضْلُ صَلاَةِ اللَّـيْلِ عَلَى صَلاَةِ النَّهَارِ، كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ الْعَلاَنِيَةِ.
"Keutamaan shalat malam atas shalat siang, seperti keutamaan bersedekah secara sembunyi atas bersedekah secara terang-terangan."‎

Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu ia menuturkan pula, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ إِنَّ اللهَ يَضْحَكُ إِلَى رَجُلَيْنِ: رَجُلٌ قَـامَ فِيْ لَيْلَةٍ بَارِدَةٍ مِنْ فِرَاشِهِ وَلِحَافِهِ وَدِثَارِهِ، فَتَوَضَّأَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ، فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لِمَلاَئِكَتِهِ: مَا حَمَلَ عَـبْدِيْ هَذَا عَلَى مَا صَنَعَ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: رَبُّنَا رَجَاءً مَا عِنْدَكَ وَشَفَقَةً مِمَّا عِنْدَكَ، فَيَقُوْلُ: فَإِنِّي قَدْ أَعْطَيْتُهُ مَا رَجَا وَأَمَّنْتُهُ مِمَّا يُخَافُ.
"Ketahuilah, sesungguhnya Allah tertawa terhadap dua orang laki-laki: Seseorang yg bangun pd malam yg dingin dari ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudhu’ dan melakukan shalat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada para Malaikat-Nya, 'Apa yg mendorong hamba-Ku melakukan ini?' Mereka menjawab, 'Wahai Rabb kami, ia melakukan ni karena mengharap apa yg ada di sisi-Mu dan takut dari apa yg ada di sisi-Mu pula.' Allah berfirman, 'Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadanya apa yg ia harapkan dan memberikan rasa aman dari apa yg ia takutkan.'"‎
Masih banyak lagi hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yg menjelaskan tentang keutamaan shalat malam, dorongan terhadapnya dan kedudukan orang-orang yg senantiasa melakukannya.
Atsar Sahabat Dan Kaum Salaf Tentang Keutamaan Shalat Malam Dan Anjurannya Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, "Sesungguhnya di dlm Taurat tertulis, 'Sungguh Allah telah memberikan kepada orang-orang yg lambungnya jauh dari tempat tidur apa yg tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga dan tak pernah terlintas dlm hati manusia, yakni apa yg tak di-ketahui oleh Malaikat yg dekat kepada Allah dan Nabi yg diutus-Nya.'"‎
Dari Ya’la bin ‘Atha' ia meriwayatkan dari bibinya Salma, bahwa ia berkata, "'Amr bin al-'Ash berkata, 'Wahai Salma, shalat satu raka'at di waktu malam sama dgn shalat sepuluh raka'at di waktu siang."‎
'Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata, "Seandainya tak ada tiga perkara; seandainya aku tak pergi berjihad di jalan Allah, seandainya aku tak mengotori dahiku dgn debu karena ber-sujud kepada Allah dan seandainya aku tak duduk bersama orang-orang yg mengambil kata-kata yg baik seperti mereka mengambil kurma-kurma yg baik, maka aku merasa senang berjumpa dgn Allah."‎
Saat menjelang wafatnya Ibnu 'Umar, ia berkata, "Tidak ada sesuatu yg sangat aku sedihkan di dunia ni selain rasa dahaga di siang hari dan kelelahan di malam hari."
Ibnu 'Abbas Radhiyallahu anhuma berkata, "Kemulian seseorang terletak pd shalatnya di malam hari dan sikapnya menjauhi apa yg ada pd tangan orang lain."‎
Thalhah bin Mashraf berkata, "Aku mendengar bila seorang laki-laki bangun di waktu malam untk melakukan shalat malam, Malaikat memanggilnya, 'Berbahagialah engkau karena engkau telah menempuh jalan para ahli ibadah sebelummu.'" Thalhah mengatakan lagi, "Malam itu pun berwasiat kepada malam setelahnya agar membangunkannya pd waktu di mana ia bangun." Thalhah mengatakan lagi, "Kebaikan turun dari atas langit ke pembelahan rambutnya dan ada penyeru yg berseru, 'Seandainya seorang yg bermunajat tahu siapa yg ia seru, maka ia tak akan berpaling (dari munajatnya).’‎
Dari al-Hasan al-Bashri berkata, Kami tak mengetahui amal ibadah yg lebih berat daripada lelahnya melakukan shalat malam dan menafkahkan harta ini.‎
Al-Hasan jg pernah ditanya, Mengapa orang yg selalu melakukan shalat Tahajjud wajahnya lebih indah? Ia menjawab, Sebab mereka menyendiri bersama ar-Rahman (Allah), sehingga Allah memberikan kepadanya cahaya-Nya.‎
Syuraik berkata, Barangsiapa yg banyak shalatnya di malam hari, maka wajahnya akan tampak indah di siang hari."‎
Yazid ar-Riqasyi berkata, "Shalat malam akan menjadi cahaya bagi seorang mukmin pd hari Kiamat kelak dan cahaya itu akan berjalan dari depan dan belakangnya. Sedangkan puasa seorang hamba akan menjauhkannya dari panasnya Neraka Sa'ir."‎
Wahab bin Munabih berkata, "Shalat di waktu malam akan menjadikan orang yg rendah kedudukannya, mulia, dan orang yg hina, berwibawa. Sedangkan puasa di siang hari akan mengekang seseorang dari dorongan syahwatnya. Tidak ada istirahat bagi seorang mukmin tanpa masuk Surga."‎
Al-Awza'i berkata, "Aku mendengar barangsiapa yg lama melakukan shalat malam, maka Allah akan meringankan siksanya pd hari Kiamat kelak."‎
Ishaq bin Suwaid berkata, "Orang-orang Salaf memandang bahwa berekreasi adlh dgn cara puasa di siang hari dan shalat di malam hari."‎
Saya katakan, "Dari pemaparan terdahulu jelaslah bahwa shalat malam memiliki keutamaan yg besar dan hanya orang yg merugi yg meninggalkannya."
Kita berlindung kepada Allah dari kerugian dan hanya Dia-lah tempat memohon pertolongan.

other source : http://youtube.com, http://wiyonggoputih.blogspot.com, http://bbc.co.uk

Title : Penjelasan Tentang Keutamaan Sepertiga Malam yang Akhir
Description : mozvid.blogspot.com - Di antara doa yg mustajab (mudah diijabahi / dikabulkan) adlh doa di sepertiga malam terakhir. Tapi kita sering melala...

0 Response to "Penjelasan Tentang Keutamaan Sepertiga Malam yang Akhir"

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *