Armahedi Mahzar (c) 2000
FORMAT PEMAHAMAN ISLAM
dalam Perspektif Perkembangan
Teknologi Informasi
Perkembangan Teknologi:
dari Materi ke Informasi
Teknologi pd dasarnya adlh alat manusia untk beradaptasi terhadap alam. Berbeda dgn hewan lainnya. manusia dianugerahi bahasa simbolik terartikulasi yg memungkinkan manusia mempunyai pengetahuan kolektif yg diwariskan dan disempurnakan oleh generasi penerusnya. Penerapan pengetahuan kolektif untk memanfaatkan alam demi kesejahteraan manusia inilah yg disebut sebagai teknologi. Karena pengetahuan kolektif manusia terus bertambah, maka teknologi selalu berkembang bertambah maju dan bertambah kompleks.
Dilihat secara biologis, teknologi adlh organ-organ luar bagi tubuh organisme spesies manusia. Organ-organ ekso-somatik ni berkembang secara evolusioner dgn kecepatan yg jauh lebih tinggi dari kecepatan evolusi biologis tubuh suatu organisme. Informasi bagi pembentukan, pemanfaatan organ-organ luar itu tak terletak pd molekul-molekul DNA dlm semua sel yg tersebar di tubuh manusia, akan tetapi terletak pd otak-otak manusia dan sejumlah benda-benda perekam yg tersebar dlm tubuh sosial kolektif manusia yg bernama peradaban.
Peradaban itu, sebagai tubuh luar manusia, jg tumbuh dan berkembang seperti tumbuh kembangnya manusia sebagai organisme. Oleh karena itu, peradaban manusia pd dasarnya dpt dilihat sebagai makhluk hidup raksasa di mana manusia adlh sel-selnya. Dalam pandangan ini, teknologi dpt kita pandang sebagai organ endo-somatik super-organisme peradaban. Jadi, teknologi terletak persis di antara manusia sebagai organisme biologis dan peradaban sebagai super-organisme pasca-biologis. Sebagai organ ekso-somatik manusia dan organ endo-somatik peradaban teknologi itupun mengalami perkembangan evolusioner.
Sebagai organ ekso-somatik manusia, tampaknya dia mengikuti tahap-tahap perkembangan endo-somatik organisme biologis. Semula, teknologi didominasi oleh alat-alat untk mencari dan mengolah materi makanan pd peradaban agrikultur. Kemudian, teknologi didominasi oleh alat-alat pencari dan pengolah energi berupa mesin-mesin termo-dinamik dan elektro-mekanik dlm peradaban industrial. Kini, teknologi didominasi oleh alat-alat pencari, pengolah dan pemanfaatan informasi dlm peradaban telematik masa ini. Peradaban agrikultur analog dgn fase mikroorganisme satu sel, dan peradaban industrial analog dgn fase tanaman yg memanfaatkan energi matahari sedangkan peradaban telematik analog dgn fase hewan yg mengembangkan indra, sistem saraf dan otot-ototnya. Secara tabular perkembangan itu dpt dilihat dlm tabel berikut ini.
Tabel 1
Kesejajaran Evolusi Biologi dan Peradaban Teknologi
Kesejajaran Evolusi Biologi dan Peradaban Teknologi
Tahap Evolusi | Biologi | Teknologi | Peradaban |
Materi | Mikroorganisme | Perkakas, bangunan | Agrikultur |
Energi | Tanaman | Pesawat, mesin | Industrial |
Informasi | Hewan | Bahasa, media, | Informasi |
Dilihat dari perkembangan evolusionernya, secara posisional dan fungsional, teknologi bergerak dari sekedar perkakas yg merupakan perpanjangan organ manusia menjadi suatu wahana yg mengantarai manusia dgn lingkungannya dan berakhir menjadi buana baru yg menjadi bagian integral dari lingkungan hidupnya.
Kini, teknologi bukanlah sekedar perkakas yg bisa ditangani oleh satu orang manusia saja ataupun sekedar mesin-mesin yg bisa ditangani oleh sekelompok orang-orang belaka tetapi telah menjadi lingkungan hidup baru yg hanya bisa ditangani oleh seluruh manusia dlm bentuk kerja-sama peradaban antar institusi-institusi sosial sebagai organ-organ sosial peradaban manusia.
Perkembangan Teknologi Informasi: Menuju Lingkungan Cerdas
Kalau kita memfokuskan pengamatan kita pd teknologi informasi, maka kita jg akan melihat kesejajaran perkembangannya dgn perkembangan sistem saraf organisme. Pada mulanya, teknologi informasi merupakan perpanjangan memori manusia berupa catatan-catatan pd lempung dan dinding gua yg tersebar dan lepas satu sama lainnya. Kemudian informasi lepas-lepas itu disatukan dlm bentuk kitab-kitab yg terkumpul pd kuil-kuil para pendeta-raja masyarakat peradaban kuno.
Ketika ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg di abad XVI maka kitab-kitab sebagai paket informasi bertambah banyak dan tersebar di perpustakaan-perpustakaan umum yg dpt diakses oleh masyarakat banyak. Media elektronik memungkinkan informasi menjadi lebih meluas tak hanya dlm dgn bentuk yg skriptural tetapi jg audiovisual yg membutuhkan kerjasama organistorik ketat antar manusia. Kini, kita di abad baru di mana informasi tersebar di komputer-komputer yg terpencar di seluruh dunia akan tetapi terjalin satu sama lain oleh jaringan telekomunikasi satelit global yg kini kita kenal sebagai internet.
Jadi, seperti halnya organ informasi biologis, teknologi berkembang mulai dari yg sederhana, tersebar dan lepas-lepas menjadi kompleks, menyatu dan terjalin satu sama lainnya. Walaupun demikian, dlm evolusi biologis, sistem saraf sebagai organ-organ informatik itu tak berkembang lepas dari perkembangan sistem otot organ-organ energetik. Begitulah, kalau diperhatikan dgn seksama, tampak bahwa perkembangan teknologi informasi dlm konteks perkembangan teknologi energi itu mengikuti pola yg sama dgn perkembangan sistem saraf hewan.
Tabel 2
Kesejajaran Internal Evolusioner Biologi/Neurologi/Teknologi
Kesejajaran Internal Evolusioner Biologi/Neurologi/Teknologi
EvolusiBiologi | Evolusi Neurologi | Evolusi Teknologi |
Uni-selular | Otak ikan | Tablet/Perkakas |
Multi-selular | Otak ampibi | Kitab/Pesawat |
Uni-organ | Otak reptil | Buku/Mesin |
Multi-organ | Otak burung | Rekaman/Otomata |
Multi-segmen | Otak mamalia | Chip/Robot |
Sistem-organ | Otak manusia | Internet/Telerobotik |
Pada mulanya, tampak hanya neuron-neuron sebagai unit penyimpan informasi yg diperpanjang dgn teknologi informasi rekaman mulai dari tulisan di dinding-dinding gua hingga buku-buku cetakan. Teknologi media elektronik memperluas hal itu hingga rekaman-rekaman audiovisual dan jg menyebarkannya melalui sistem pemancaran siaran dan sistem jaringan titik-ke-titik, sehingga perpanjangan sistem jaringan saraf otonomi manusia terkembang. Dengan teknologi mikroprosesor terkembang pula perpanjangan sistem jaringan saraf pusat manusia dlm bentuk jaringan komputer global alias internet.
Dengan demikian, internet dpt kita pandang sebagai suatu meta-komputer sebagai otak bagi super-organisme peradaban manusia. Namun, secara evolusioner, tahap informasi bukanlah tahap terakhir dari evolusi biologis. Manusia berbeda hewan yg mendominasi bumi sebelumnya, tak hanya mempunyai sistem informasi berbentuk sistem sarafya, akan tetapi jg memiliki tubuh sosial besar bernama peradaban yg mengembangkan nilai-nilai sebagai penyaring, pengatur dan pengarah informasi yg diperolehnya. Oleh karena itu, sebenarnya tabel 1 harus diperluas dgn tabel 3 berikut ini.
Tabel 3.
Perkembangan Evolusioner Biologi dan Teknologi
Tahap Evolusi | Biologi | Teknologi |
Materi | Mikroorganisme | Perkakas, bangunan |
Energi | Tanaman | Pesawat, mesin |
Informasi | Hewan | Bahasa, media, |
Nilai-nilai | Manusia | Organisasi, sivilisasi |
Sebagai sistem saraf peradaban manusia, teknologi kini telah dikembangkan kedua arah. Pertama di arahkan ke teknologi yg lebih lebih cerdas sehingga menyamai bahkan melebihi manusia. Berhasilnya sebuah komputer mengalahkan juara dunia catur dlm suatu pertandingan dramatis menunjukkan adanya akselerasi pencerdasan komputer. Dengan menggunakan ekstrapolasi futuristik melalui hukum Moore terhadap peningkatan kepadatan memori dan kecepatan prosesor elektronik, para ahli, seperti misalnya Hans Moravec, meramalkan bahwa dlm paruh pertama abad ni jg dpt dibuat sebuah chip yg menyamai otak seorang manusia sehingga memungkinkan dibuatnya robot-robot dgn kecerdasan super-human yg melayani manusia.
Di lain pihak basis datanya super-otak peradaban manusia ni kini telah diperluas sehingga jg meliputi sistem informasi biologi genetika molekuler dlm tingkat sel-sel manusia. Human Genome Project yg tahun ni telah berhasil memetakan seluruh DNA dlm gen manusia telah memanfaatkan kemampuan mikroprosesor yg terdistribusi. Dengan demikian, rekayasa genetika yg terpadu dgn basis data genomik itu merupakan salah satu konvergensi antara evolusi biologi dan evolusi teknologi yg dampaknya dipastikan merupakan titik kritis baru bagi evolusi kehidupan di muka bumi. Untuk pertama kalinya manusia akan dpt mengarahkan dan mempercepat evolusi biologis yg selama ni berlaku sangat lambat.
Kombinasi dari kedua kecendrungan ni dpt diduga akan menimbulkan problematika baru yg mungkin belum pernah terbayangkan dlm sejarah kehidupan manusia selama ini. Goncangan-goncangan sosial-budaya dan individual-psikologis, tak terelakkan lagi, akan merupakan bagian dari agenda besar di abad pertama milenium ketiga ini. Semua displin keilmuan sosial akan mendapatkan tantangan besar. Begitu jg para agamawan ditantang untk memperbarui pemahaman keagamaannya agar menyesuaikannya dgn persoalan-persoalan raksasa yg menganga di hadapan kita. Krisis ekonomi Asia, yg menimbulkan krisis multidimensional Indonesia di akhir milenium kedua yg baru lalu ini, hanyalah satu dari rangkaian krisis besar yg bakal muncul di masa-masa dekat mendatang ini.
Format Pemahaman Islam: Din sebagai Sistem Operasi Super-Cerdas Ilahiah
Salah satu dampak dari perkembangan teknologi informasi adlh pergeseran paradigma sains dari pandangan materialistik menuju pandangan yg lebih holistik / menyeluruh. Kesejajaran struktural antara komputer dan sistem biologi merupakan bagian yg mengubah pandangan manusia tentang alam semesta. Struktur DNA yg mengandung data dan program genetik menyadarkan manusia bahwa informasi adlh sesuatu aspek nonfisik independen bagi struktur-proses materi-energi biologis. Sel-sel hidup kini dpt diibaratkan sebagai pabrik molekuler terkomputer skala nano. Dengan demikian, dlm tubuh tiap organisme terdapat jaringan nano-komputer bak internet bagi tubuh luar manusia yaitu peradaban.
Ekstrapolasi dari gambaran bio-informatik itu adlh pandangan holistik mengenai alam yg menganggap alam semesta sebagai sistem bio-informatik raksasa, di mana hukum-hukum alam dilihat sebagai program-progam bagi sistem-sistem material. Sebuah slogan seorang fisikawan terkenal, John Wheeler, bahkan membuat pepatah baru: it from bit. Tentu saja, muncul sebuah pertanyaan besar. Kalau alam semesta adlh sebuah komputer, siapakah pembuatnya dan siapakah pemrogramnya. Bagi seorang atheis jawabnya telah jelas yaitu alam itu sendiri. Bagi seorang religius jawabnya jg telah jelas pula yaitu Tuhan Yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa.
Dengan metafor baru “alam sebagai komputer” itu kita dpt memahami kembali tentang keterciptaan, keterbatasan dan kebebasan manusia. Otak manusia, sebagai komputer biologis bagi organisme manusia, telah diberi sedikit inteligensi oleh Sang maha pencipta seperti halnya intelligent information agents di Internet yg telah diberi sedikit kecerdasan oleh manusia sang pembuatnya. Begitu jg peradaban manusia, sebagai produk kreasi evolusioner Yang Maha Pencipta, diberi sedikit “kecerdasan langit” sebagai pelengkap “kecerdasan bumi.”
Program / lebih tepatnya super-program “kecerdasan langit” itu tak lain dari Kitab-kitab suci yg diwahyukanNya kepada manusia. Al-Quran al-Karim adlh sejenis super-program bagi peradaban manusia hingga akhir zaman yg diberikan-Nya kepada manusia. Tugas manusia adlh menuai “kecerdasan langit” itu dgn menggunakan “kecerdasan bumi”, yg ditumbuhkan secara evolusioner dipermukaan bumi, untk memenuhi misinya sebagai khalifah-Nya di sini.
Seorang pakar informatika terkenal, Nicolas Wirth, mengatakan bahwa program=struktur-data + algoritma. Tak mengherankan jika dlm bagi tiap peradaban religius, credo dan ritus merupakan komponen dasar bagi agamanya yg analog dgn struktur-data dan algoritma bagi program komputer. Dalam agama Islam, struktur data itu adlh Aqidah dan algoritma itu adlh Syari’ah. Dalam paradigma pemrograman mutakhir yaitu “object-oriented programming” data dan algoritma terpadu dlm modul-modul kecil yg terpadu dlm program “Sistem Operasi”. Program “Sistem Operasi” peradaban Islam adlh ad-Dinul-Islam yg merupakan kombinasi terpadu “Aqidah-Syari’ah”.
Dalam pengembangan sistem operasi bagi meta-komputer internet dibuat orang objek-objek yg intelligent yg dpat memahami kehendak-pemakai sehingga sistem operasinya jg menjadi intelligent. Dinul-Islam adlh “Super-Intelligent Operating System” karena dia adlh kesatuan integral “Aqidah-Syari’ah-Thariqah” , di mana Thariqah adlh sistem nilai individual yg harus ditumbuhkan oleh seorang muslim yg kaafah. Seorang pribadi muslim melengkapi tubuhnya, sebagai makro-prosesor bagi meta-komputer peradaban manusia, dgn dinul-Islam. Qalbu adlh komponen berkaitan dgn thariqah yg menangkap “kecerdasan langit” sedangkan Aql-Nafs manusia adlh komponen objek “kecerdasan bumi” yg tumbuh secara evolusioner melalui evolusi kecerdasan biologis (nafs) dan evolusi kecerdasan teknologis (‘aql).
Tri-komponen “qalb-‘aql-nafs” itu adlh jembatan antara “ruh” individual yg ditiupkan Allah swt, sebagai pencipta dan pemrogram, dgn makro-prosesor “jism” / tubuh manusia dgn segala sistem saraf pusatnya. Jadi seorang pribadi muslim yg integral terdiri dari kesatuan “ruh-qalb-‘aql-nafs-jism” yg tersusun secara hirarkis terpadu di mana ruh merupakan pemrogram, qalb sebagai meta-program, ‘aql sebagai program dan nafs sebagai proses implementasi program dan jism sebagai prosesor. Individu adlh komponen terkecil peradaban. Oleh karena itu, seperti halnya individu manusia, peradaban manusia jg mempunyai lima komponen yg terstratifikasi secara vertikal juga.
Analogi dgn ruh pd individu, Quran pd peradaban merupakan sumber nilai-nilai yg tercantum dlm Din. Dinul Islam itu sendiri merupakan sebuah analog pd peradaban bagi Qalb pd individu. Sedangkan ‘aql individu mempunyai padanan dlm “hikmah dan ‘ilm dlm peradaban Islam. Nafs individu mempunyai analog peradaban berupa “tamaddun” / proses pembudayaan yg berwujud organisasi-organisasi dan institusi-institusi sosial yg merupakan dinamika / gerakan peradaban. Sedangkan analogi peradaban bagi jism pd individu adlh ummah / populasi beserta madinah / pemukimannnya dan sistem pralatan / teknologinya.
Secara ringkas kesepaduan individu manusia dan peradabannya itu dpt dicantumkan dlm tabel seperti berikut ini:
Tabel 4
Analogi komputer untk peradaban Islam
Kategori Integral | Analogi Komputer | Pribadi Muslim | Peradaban Islam |
Esensi | Pemrogram | Ruh | Quran al-Karim |
Nilai-nilai | Metaprogram | Qalb | Din al-Islam |
Informasi | Program | ‘Aql | Hikmah & ‘Ilm |
Energi | Proses | Nafs | Tamaddun |
Materi | Prosesor | Jism | Ummah & Madinah |
Tazkiyah sebagai Program Transformasi Peradaban
Dinul Islam sebagai meta-program harus diimplementasikan dlm sebuah proses pengamalan Islam. Dalam tataran individu hal itu dilakukan dgn melaksanakan Arkanul Islam. Rukun Islam yg lima itu tak hanya mempunyai dimensi vertikal sebagai kegiatan ibadah dlm rangka membina pribadi muslim yg kaafah, tetapi jg dimensi horisontal sebagai kerangka dasar bagi kegiatan mu’amalah membangun peradaban Islam.
Tasyahud, yaitu rukun pertama, tak lain dari komitmen individu untk mengabdi pd Allah Yang Maha Esa, yaitu Tauhid, dan komitmen individu untk melaksanakan Dinul Islam yg disampaikan oleh Rsulullah Muhammad dgn cara meneladaninya sehingga dpt melakukan transformasi religio-kultural lingkungannya sebagai rahmatan lil alamiin. Sebagai penebar rahmat bagi seluruh bangsa, pribadi muslim menyampaikan pesan salam (kedamaian) melalui aslama (penyerahan diri total) pd Allah yg Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Esensi tasyahud ni adlh Tazkiyatun-Nafsi, penyucian diri adlh pasrah pd Kasih Sayang Ilahi menyalurkan Kasih-SayangNya pd segala CiptaanNya.
Shalat lima waktu, sebagai rukun kedua, tak lain dari komitmen individu untk melaksanakan pengabdian secara berkelompok. Pembentukan jama’ah shalat di keluarga dan di masjid secara tertib waktu adlh sarana dari pembentukan molekul-molekul peradaban jika kita menggunakan metafor ilmu kimia. Jika kita menggunakan metafor komputer. Pembentukan jama’ah yg harmonis adlh sinkronisasi banyak prosesor sehingga dpt berfungsi secara kooperatif dlm bentuk modul-modul multi-prosesor meta-komputer peradaban. Jadi esensi shalat secara mu’amalah adlh Tazkiyatul Jama’ati
Shaum, sebagai rukun Islam ketiga, tak lain dari pembentukan solidaritas sosial berbagai kelompok itu sehingga muncul kerjasma tolong menolong antara kelompok yg lebih mampu pd yg kurang mampu. Dalam metafor kimia ni berarti memanfaatkan kelebihan dan kekurangan masing-masing molekul untk membentuk reaksi kimia kompleks jalin-menjalin yg menata-diri (self-organized) menjadi sel-sel biokimia. Dalam metafor komputer, modul-modul multi-prosesor itu bekerja-sama dgn memanfaatkan memori kosong modul multi-prosesor lain membentuk suatu sub-sistem yg dlm hal peradaban berupa berbagai masyarakat / institusi sosial dgn dungsi berbeda-beda. Jadi shaum pd dasarnya adlh Tazkiyatuul Ijtima’i / penyucian masyarakat.
Zakat, sebagai rukun Islam keempat, tak lain dari pembersihan harta seorang muslim dari apa yg bukan haknya. Untuk pelaksanaan zakat ni diperlukan lembaga sentral yg bisa menangani ketidakseimbangan pendapatan dari berbagai masyarakat dan kelembagaannya sehingga terjadi keseimbangan. Dalam meta-komputer peradaban ni berarti diperlukan satu sub-sistem yg memonitor dan mengoptimalkan kinerja sub-sistem-sub-sistem lainnya. Sistem operasi suatu komputer adlh piranti-lunak yg mengajukan fungsi ini. Dalam hal peradaban Islam, pemerintah merupakan subsistem yg diperlukan untk itu. Penggabungan berbagai sub-sistem sosial dlm suatu sistem negara merupakan proses Tazkiyatul-Ummati.
Hajj adlh rukun kelima yg tak lain dari pelepaskan kotak-kotak kenegaraan, kebangsaan dan stratifikasi sosial melebur dlm suatu upacara suji mengelilingi Ka’bah dan lain sebagainya bersatu dgn jama’ah dari berbagai negara dan bangsa. Dalam metafor komputer, ni setara dgn peleburan satu sistem dgn sistem-sistem lainnya dlm suatu meta-sistem jaringan komputer yg tak tergantung pd sistem operasi masing-masing komputer melalui satu protokol komunikasi antar-sistem yg sama. Peleburan komputer-komputer dlm satu meta-komputer bernama internet adlh analog bagi peleburan negara-negara melalui warganya dlm suatu peradaban global. Jika hajj adlh puncak ibadah individual yg melambangkan pembangkitan peradaban Islam / Tazkiyatul Manadiyati.
Penutup Dengan demikian, kesimpulannya, arkanul Islam dpt dipandang sebagai kerangka program untk Tazkiyatul Madaniyati / penyucian peradaban yg bersifat mu’amalah sebagai pelengkap fungsi ubudiahnya. Dalam hal ni tazkiyatul madaniyati dpt dilihat sebagai perluasan tazkiyatul nafsi yg biasa dilakukan oleh kaum sufi. Hal ni perlu dilakukan oleh karena tubuh-luar manusia kini, dlm tahap perkembangan teknologi informasi, telah terintegrasi sangat ketat membentuk sebuah super-organism dgn organ-organ sosial dan teknologis. Jika Tazkiyatul Nafsi dalah perjuangan melawan logika organ-organ endo-somatik manusia alias naluri biologis, maka Tazkiyatul Madaniyati adlh perjuangan melawan logika organ ekso-somatik manusia alias dorongan/tarikan tekno-ekonomis dlm bentuk berbagai pesona konsumtivisme materialistik yg dibujukkan lewat media telekomunikasi massa global.
Menjadikan tempat kerja kita sebagai medan Tazkiyatul Madaniyati adlh bentuk perjuangan yg sangat berat. Perjuangan itu menjadi bertambah berat jika lingkungan teknologis itu telah menjadi lebih cerdas bahkan melebihi kecerdasan manusia. Akan tetapi, dgn mengasah qalbu kita untk dpt menjalankan Dinul Islam sebagai sistem operasi super-cerdas ilahiah, maka, insya Allah, perjuangan itu dpt dimenangkan oleh kaum muslimin. Dengan demikian sebuah peradaban teknologi yg islami dan damai akan dpt menjadi teladan bagi peradaban-peradaban lainnya.
Pembangunan peradaban teknologi yg islami adlh misi kita dunia sebagai kelanjutan implementasi program evolusiner kosmik yg terstruktur secara hirarki fraktal. Proses evolusi semesta adlh implementasi dari program Kun Fayakun Sang Maha Pencipta. Proses evolusi semesta ni berlangsung secara bertahap dari evolusi kosmologis, evolusi geologis, evolusi biologis, evolusi psikologis, evolusi sosiologis dan evolusi teknologis. Kini kita tiba pd satu fase di mana ke empat tahap terakhir evolusi semesta itu bergulung menjadi satu sebagai ujian bagi manusia untk mengatasi problematika yg ditimbulkannya. Kaum muslimin dgn modal Dinul Islam tertantang untk berjuang membuktikan keunggulan al-Islam sebagai alternatif pemecahan masalah. Semoga perjuangan kita mendapat ridha Allah subhana wa ta’ala. Amin ya Rabbal alamin.
Pesantren Eksekutif Telkom 2000
Ciwidey, 6 Agustus 2000
Title : Format Pemahaman Islam
Description : Armahedi Mahzar (c) 2000 FORMAT PEMAHAMAN ISLAM dalam Perspektif Perkembangan Teknologi Informasi Perkembangan Teknologi: dari Materi ke In...
Description : Armahedi Mahzar (c) 2000 FORMAT PEMAHAMAN ISLAM dalam Perspektif Perkembangan Teknologi Informasi Perkembangan Teknologi: dari Materi ke In...
0 Response to "Format Pemahaman Islam"
Post a Comment