MENGATUR & MEMBELANJAKAN HARTA - Al Qur'an

mozvid.blogspot.com - Sudah dilihat MENGATUR & MEMBELANJAKAN HARTA kali.



MENGATUR & MEMBELANJAKAN HARTAOleh : Ust. Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA

Bismillah, Agama Islam yg sempurna telah mengatur dan menjelaskan segala sesuatu yg dibutuhkan oleh kaum muslimin untk menyelenggarakan semua urusan dlm hidup mereka, untk kemaslahatan dan kebaikan mereka dlm urusan dunia maupun agama.
Allah Ta’ala berfirman,
{وَنزلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ}
Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yg berserah diri (QS an-Nahl:89).
Dan ketika sahabat yg mulia, Salman al-Farisy ditanya oleh seorang musyrik: Sungguhkah nabi kalian (nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai (masalah) adab buang air besar? Salman menjawab: Benar, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami menghadap ke kiblat ketika buang air besar / ketika buang air kecil...[1].
Tidak terkecuali dlm hal ini, masalah yg berhubungan dgn mengatur dan membelanjakan rizki/penghasilan, semua telah diatur dlm al-Qur’an dan hadits-hadits yg shahih.
Misalnya, tentang keutamaan menginfakkan harta untk kebutuhan keluarga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ»
Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dgn tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampaipun makanan yg kamu berikan kepada istrimu[2].
Kewajiban Mengatur Pembelanjaan HartaRasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
«لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ»
Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pd hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untk apa digunakannya[3].
Hadits yg agung ni menunjukkan kewajiban mengatur pembelanjaan harta dgn menggunakannya untk hal-hal yg baik dan diridhai oleh Allah, karena pd hari kiamat nanti manusia akan dimintai pertanggungjawaban tentang harta yg mereka belanjakan sewaktu di dunia[4].
Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya Allah tak menyukai bagi kalian tiga perkara...(di antaranya) idho’atul maal (menyia-nyiakan harta)[5].
Arti idho’atul maal (menyia-nyiakan harta) adlh menggunakannya untk selain ketaatan kepada Allah Ta’ala, / membelanjakannya secara boros dan berlebihan[6].
Antara Pemborosan dan Penghematan yg BerlebihanSebaik-baik cara mengatur pembelanjaan harta adlh dgn mengikuti petunjuk Allah Ta’ala, sebagaimana dlm firman-Nya:
{وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا}
Dan (hamba-hamba Allah yg beriman adalah) orang-orang yg apabila mereka membelanjakan (harta), mereka tak berlebih-lebihan, dan tak (pula) kikir, dan adlh (pembelanjaan mereka) di tengah-tengah antara yg demikian (QS al-Furqaan:67).
Artinya: mereka tak mubazir (berlebihan) dlm membelanjakan harta sehingga melebihi kebutuhan, dan (bersamaan dgn itu) mereka jg tak kikir terhadap keluarga mereka sehingga kurang dlm (menunaikan) hak-hak mereka dan tak mencukupi (keperluan) mereka, tetapi mereka (bersikap) adil (seimbang) dan moderat (dalam pengeluaran), dan sebaik-baik perkara adlh yg moderat (pertengahan)[7].
Juga dlm firman-Nya,
{وَلا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا}
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenngu pd lehermu (terlalu kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal (QS al-Israa’:29).
Imam asy-Syaukani ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata: Arti ayat ini: larangan bagi manusia untk menahan (hartanya secara berlebihan) sehingga mempersulit dirinya sendiri dan keluarganya, dan larangan berlebihan dlm berinfak (membelanjakan harta) sampai melebihi kebutuhan, sehingga menjadikannnya musrif (berlebih-lebihan/mubazir). Maka ayat ni (berisi) larangan dari sikap ifrath (melampaui batas) dan tafrith (terlalu longgar), yg ni melahirkan kesimpulan disyariatkannya bersikap moderat, yaitu (sikap) adil (seimbang) yg dianjurkan oleh Allah[8].
Waspadai Fitnah (Kerusakan) Harta!Perlu diwaspadai dlm hal yg berhubungan dgn pembelanjaan harta, fitnah (kerusakan) yg ditimbulkan dari kecintaan yg berlebihan terhadap harta tersebut, sebagaimana yg telah diingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dlm sabda beliau,
«إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةٌ، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ»
Sesungguhnya pd tiap umat (kaum) ada fitnah (yang merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adlh harta.[9]
Maksudnya : menyibukkan diri dgn harta secara berlebihan adlh fitnah (yang merusak agama seseorang) karena harta dpt melalaikan pikiran manusia dari melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta’ala dan membuatnya lupa kepada akhirat, sebagaimana firman-Nya,
{إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ}
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu merupakan fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yg besar (QS at-Tagaabun:15)[10].
Kerusakan lain yg ditimbulkan dari kecintaan yg berlebihan terhadap harta adlh sifat tamak/rakus dan ambisi untk mengejar dunia, karena secara tabiat asal nafsu manusia tak akan pernah merasa puas/cukup dgn harta dan kemewahan dunia yg dimilikinya, bagaimanapun berlimpahnya[11], kecuali orang-orang yg diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan hal ni dlm sabda beliau: Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang penuh berisi) harta/emas maka dia pasti akan menginginkan lembah (harta) yg ketiga[12].
Sifat rakus inilah yg akan terus memacunya untk mengejar harta dan mengumpulkannya siang dan malam, dgn mengorbankan apapun untk tujuan tersebut. Sehingga tenaga dan pikirannya akan terus terkuras untk mengejar ambisi tersebut, dan ni merupakan kerusakan sekaligus siksaan besar bagi dirinya di dunia.
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata, Orang yg mencintai dunia/harta (secara berlebihan) tak akan lepas dari tiga (kerusakan dan penderitaan): Kekalutan (pikiran) yg tak pernah hilang, keletihan yg berkepanjangan dan penyesalan yg tiada akhirnya[13].
Dalam hal ini, salah seorang ulama salaf berkata, Barangsiapa yg mencintai dunia/harta (secara berlebihan) maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untk menanggung berbagai macam penderitaan[14].
Zuhud dlm Masalah HartaZuhud dlm harta dan dunia bukanlah dgn meninggalkannya, jg bukan dgn mengharamkan apa yg dihalalkan Allah Ta’ala. Akan tetapi zuhud dlm harta adlh dgn menggunakan harta tersebut sesuai dgn petunjuk Allah Ta’ala, tanpa adanya keterikatan hati dan kecintaan yg berlebihan kepada harta tersebut. Atau dgn kata lain, zuhud dlm harta adlh tak menggantungkan angan-angan yg panjang pd harta yg dimiliki, dgn segera menggunakannya untk hal-hal yg diridhai oleh Allah Ta’ala.
Inilah arti zuhud yg sesungguhnya, sebagaimana ucapan imam Ahmad bin Hambal ketika beliau ditanya: Apakah makna zuhud di dunia (yang sebenarnya)? Beliau berkata: (Maknanya adalah) tak panjang angan-angan, (yaitu) seorang yg ketika dia (berada) di waktu pagi dia berkata: Aku (khawatir) tak akan (bisa mencapai) waktu sore lagi[15].
Salah seorang ulama salaf berkata: Zuhud di dunia bukanlah dgn mengharamkan yg halal, dan jg bukan dgn menyia-nyiakan harta. Akan tetapi zuhud di dunia adlh dgn kamu lebih yakin dgn (balasan kebaikan) di tangan Allah daripada apa yg ada di tanganmu, dan jika kamu ditimpa suatu musibah (kehilangan sesuatu yg dicintai) maka kamu lebih mengharapkan pahala dan simpanan (kebaikannya diakhirat kelak) daripada jika sesuatu yg hilang itu tetap ada padamu[16].

Jangan Lupa Menyisihkan Sebagian Harta untk SedekahAllah Ta’ala berfirman,
{وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ}
Dan apa saja yg kamu nafkahkan (sedekahkan), maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezki yg sebaik-baiknya (QS Sabaa’:39).
Makna firman-Nya Allah akan menggantinya yaitu dgn keberkahan harta di dunia dan pahala yg besar di akhirat[17].
Dan dlm hadits yg shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ»
Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dgn pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan, serta tidaklah seseorang merendahkan diri di (hadapan) Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya[18].
Arti tak berkurangnya harta dgn sedekah adlh dgn tambahan keberkahan yg Allah Ta’ala jadikan pd harta dan terhindarnya harta dari hal-hal yg akan merusaknya di dunia, jg dgn didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan yg berlipat ganda di sisi Allah Ta’ala di akhirat kelak, meskipun harta tersebut berkurang secara kasat mata[19].
Maka keutamaan besar ni jangan sampai diabaikan oleh keluarga muslim ketika mereka mengatur pembelanjaan harta, dgn cara menyisihkan sebagian dari rizki yg Allah Ta’ala berikan kepada mereka, untk disedekahkan kepada fakir miskin.
Harta yg disisihkan untk sedekah tak mesti besar, meskipun kecil tapi jika dilakukan dgn ikhlas untk mengharapkan wajah-Nya, maka akan bernilai besar di sisi Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Takutlah kalian (selamatkanlah diri kalian) dari api nereka walaupun dgn (bersedekah dengan) separuh buah kurma[20].
Dalam hadits lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik (meskipun) kecil, walaupun (perbuatan baik itu) dgn engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dgn wajah yg ceria[21].
Dan lebih utama lagi jika sedekah tersebut dijadikan anggaran tetap dan amalan rutin, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Amal (ibadah) yg paling dicintai Allah Ta’ala adlh amal yg paling kontinyu dikerjakan meskipun sedikit[22].
Nasehat dan PenutupKemudian yg menentukan cukup / tidaknya anggaran belanja keluarga bukanlah dari banyaknya jumlah anggaran harta yg disediakan, karena berapa pun banyaknya harta yg disediakan untk pengeluaran, nafsu manusia tak akan pernah puas dan selalu memuntut lebih.
Oleh karena itu, yg menentukan dlm hal ni adlh justru sifat qana’ah (merasa cukup dan puas dgn rezki yg Allah berikan) yg akan melahirkan rasa ridha dan selalu merasa cukup dlm diri manusia, dan inilah kekayaan yg sebenarnya. Sebagaimana sabda Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya kemewahan dunia (harta), akan tetapi kekayaan (yang hakiki) adlh kekayaan (kecukupan) dlm jiwa (hati)[23].
Sifat qana’ah ni adlh salah satu ciri yg menunjukkan kesempurnaan iman seseorang, karena sifat ni menunjukkan keridhaan orang yg memilikinya terhadap segala ketentuan dan takdir Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Akan merasakan kemanisan (kesempurnaan) iman, orang yg ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta (nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya[24].
Arti ridha kepada Allah sebagai Rabb adlh ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan pilihan-Nya, serta kepada apa yg diberikan dan yg tak diberikan-Nya[25].
Lebih daripada itu, orang yg memiliki sifat qana’ah dialah yg akan meraih kebaikan dan kemuliaan dlm hidupnya di dunia dan di akhirat nanti, meskipun harta yg dimilikinya tak banyak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Sungguh sangat beruntung seorang yg masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yg secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat qana’ah (merasa cukup dan puas) dgn rezki yg Allah Ta’ala berikan kepadanya[26].
Akhirnya kami akhiri tulisan ni dgn memohon kepada Allah dgn nama-nama-Nya yg maha indah dan sifat-sifat-Nya yg maha sempurna, agar dia menganugerahkan kepada kita semua sifat qana’ah dan semua sifat-sifat baik yg diridhai-Nya, serta memudahkan kita untk memahami dan mengamalkan petunjuk-Nya dgn baik dan benar, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.Wallahu a'lam.
MENGATUR & MEMBELANJAKAN HARTA
___________FooteNote :[1] HSR Muslim (no. 262).[2] HSR al-Bukhari (no. 56) dan Muslim (1628).[3] HR at-Tirmidzi (no. 2417), ad-Daarimi (no. 537), dan Abu Ya’la (no. 7434), dishahihkan oleh at-Tirmidzi dan al-Albani dlm as-Shahiihah (no. 946) karena banyak jalurnya yg saling menguatkan.[4] Lihat kitab Bahjatun naazhirin syarhu riyaadhish shaalihin (1/479).[5] HSR al-Bukhari (no.1407) dan Muslim (no.593).[6] Lihat kitab an-Nihaayah fi gariibil hadits wal atsar (3/237).[7] Kitab Tafsir Ibnu Katsir (3/433).[8] Kitab Fathul Qadiir (3/318).[9] HR. Tirmidzi no. 2336, shahih.[10] Lihat kitab Faidhul Qadiir (2/507).[11] Lihat keterangan imam Ibnul Qayyim dlm kitab Igaatsatul lahfan (hal. 84 - Mawaaridul amaan).[12] HSR al-Bukhari (no. 6075) dan Muslim (no. 116).[13] Kitab Igaatsatul lahfan (hal. 83-84, Mawaaridul amaan).[14] Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim dlm kitab Igaatsatul lahfan (hal. 83 - Mawaaridul amaan).[15] Dinukil oleh oleh Ibnu Rajab dlm kitab beliau Jaami’ul ‘uluumi wal hikam (2/384).[16] Dinukil oleh oleh Ibnu Rajab dlm kitab beliau Jaami’ul ‘uluumi wal hikam (2/179).[17] Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/713).[18] HSR Muslim (no. 2588).[19] Lihat kitab Syarhu shahihi Muslim (16/141) dan Faidhul Qadiir (5/503).[20] HSR al-Bukhari (no. 1351) dan Muslim (no. 1016).[21] HSR Muslim (no. 2626).[22] HSR al-Bukhari (no. 6099) dan Muslim (no. 783).[23] HSR al-Bukhari (no. 6081) dan Muslim (no. 120).[24] HSR Muslim (no. 34).[25] Lihat kitab Fiqhul asma-il husna (hal. 81).[26] HSR Muslim (no. 1054).

Sumber : http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/mengatur-dan-membelanjakan-harta.html

other source : http://kompas.com, http://abuayaz.blogspot.com, http://solopos.com

Title : MENGATUR & MEMBELANJAKAN HARTA - Al Qur'an
Description : mozvid.blogspot.com - Sudah dilihat

0 Response to "MENGATUR & MEMBELANJAKAN HARTA - Al Qur'an"

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *