Di Antara Adab Berdakwah: Bertanya sebelum Mengingkari - Akidah

mozvid.blogspot.com - بسم الله الرحمن الرحيم
Di antara adab yg diajarkan oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم kepada kita adlh bertanya dan meminta penjelasan sebelum mengingkari kesalahan seseorang. Apabila kita melihat / mendengar seseorang melakukan kemungkaran, maka sebaiknya kita bertanya terlebih dahulu kepadanya untk meminta penjelasan tentang alasan dia melakukan perbuatan tersebut agar kita dpt memberikan nasehat yg tepat ataupun tindakan yg pantas kepadanya. Janganlah kita langsung memarahi / menghukum sebelum kita mengetahui sebab dia melakukan hal tersebut karena dikhawatirkan kita akan menjatuhkan hukuman / tidakan yg tak tepat kepada dia sehingga kita menzhaliminya.

Hal ini, yaitu meminta penjelasan kepada orang yg melakukan kesalahan, sangat sering dilakukan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم semasa hidupnya. Berikut ni kami sebutkan beberapa peristiwa mengenai hal ini.

1. Kisah seorang sahabat yg tak ikut shalat berjamaah.

Dari Imran ibnul Hushain radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلًا مُعْتَزِلًا لَمْ يُصَلِّ فِي الْقَوْمِ. فَقَالَ: يَا فُلَانُ، مَا مَنَعَكَ أَنْ تُصَلِّيَ فِي الْقَوْمِ؟ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَصَابَتْنِي جَنَابَةٌ وَلَا مَاءَ. قَالَ: عَلَيْكَ بِالصَّعِيدِ فَإِنَّهُ يَكْفِيكَ
Bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم melihat seorang lelaki duduk menyendiri di mesjid tak ikut shalat bersama orang-orang lain. Beliau bertanya: Wahai Fulan, apa yg menghalangimu untk ikut shalat bersama orang-orang? Dia menjawab: Wahai Rasulullah, aku sedang junub dan tak ada air. Beliau berkata: Wajib atasmu (bertayammum) dgn tanah, sesungguhnya itu cukup bagimu. [HR Al Bukhari (348) dan Muslim (682)]

Di dlm hadits ni diterangkan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم tak langsung memarahi sahabat yg tak ikut shalat berjamaah. Akan tetapi beliau bertanya terlebih dahulu apa alasan dia melakukan hal tersebut sehingga beliau dpt memberikan nasehat yg tepat kepadanya.

2. Kisah Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu yg tak hadir di majelis Nabi صلى الله عليه وسلم .

Di dlm sebuah hadits disebutkan:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقِيَهُ فِي بَعْضِ طَرِيقِ الْمَدِينَةِ وَهُوَ جُنُبٌ. فَانْخَنَسْتُ مِنْهُ. فَذَهَبَ فَاغْتَسَلَ ثُمَّ جَاءَ. فَقَالَ: أَيْنَ كُنْتَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ؟ قَالَ: كُنْتُ جُنُبًا فَكَرِهْتُ أَنْ أُجَالِسَكَ وَأَنَا عَلَى غَيْرِ طَهَارَةٍ. فَقَالَ: سُبْحَانَ اللَّهِ، إِنَّ الْمُسْلِمَ لَا يَنْجُسُ
Bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم berjumpa dengannya (Abu Hurairah) di salah satu jalan kota Madinah dan dia sedang dlm keadaan junub. Abu Hurairah berkata: Saya menghindar dari beliau. Lalu dia pergi untk mandi kemudian datang (ke majelis). Nabi bertanya: Dari mana saja engkau wahai Abu Hurairah? Dia menjawab: Saya tadi sedang junub sehingga saya benci untk duduk bersama anda dlm keadaan saya tak suci. Nabi berkata: Subhanallah, sesungguhnya seorang muslim itu tidaklah najis. [HR Al Bukhari (283) dan Muslim (371)]

Di dlm hadits ni diterangkan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم tak segera berburuk sangka kepada Abu Hurairah ketika menyadari bahwa dia tak hadir di majelisnya. Akan tetapi beliau bertanya kepada Abu Hurairah meminta penjelasan mengenai sebab ketidakhadirannya itu.

3. Kisah Hathib bin Abi Balta’ah radhiallahu ‘anhu yg membocorkan rahasia perang kaum muslimin.

Pada suatu ketika, Rasulullah صلى الله عليه وسلم berencana untk menyerang kota Mekkah yg saat itu masih dikuasai oleh kaum musyrikin. Rencana ni bersifat rahasia. Akan tetapi sayangnya, salah seorang sahabat di kota Madinah yg bernama Hathib bin Abi Balta’ah radhiallahu ‘anhu ternyata membocorkan rencana ni dgn mengirimkan surat pemberitahuan kepada kaum musyrikin Mekkah secara diam-diam melalui seorang utusan.

Perbuatan Hathib ni ternyata diketahui oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم melalui wahyu dari Allah ‘azza wa jalla. Lantas beliau mengirimkan tiga orang sahabat penunggang kuda untk mengejar utusan yg membawa surat rahasia Hathib kepada kaum musyrikin Mekkah.

Setelah berhasil didapatkan, surat tersebut diserahkan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم . Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu berkata: Wahai rasulullah, dia sungguh telah mengkhianati Allah, rasul-Nya, dan kaum mukminin, maka biarkanlah saya memenggal lehernya!

Nabi صلى الله عليه وسلم bertanya kepada Hathib: Apa yg mendorongmu untk melakukan perbuatanmu ini?

Hathib menjawab: Wahai Rasulullah, janganlah anda tergesa-gesa (menjatuhkan hukuman) terhadap saya. Demi Allah, (saya melakukan ini) bukannya saya tak beriman kepada Allah dan rasul-Nya صلى الله عليه وسلم . Saya adlh halif (pendatang) di suku Quraisy dan saya bukan dari suku asli. Saya ingin melalui kaum itu (musyrikin Mekkah) Allah melindungi keluarga dan harta saya. Sedangkan tidaklah salah seorang dari sahabat anda dari kalangan Muhajirin melainkan di sana ada keluarganya yg dengannya Allah melindungi keluarga dan hartanya. Saya tak melakukan ni karena ingin keluar dari agama saya dan bukan pula karena ridha terhadap kekufuran setelah (memeluk) Islam.

Nabi صلى الله عليه وسلم berkata: Dia telah berkata jujur, maka janganlah kalian membicarakan dirinya melainkan dgn kebaikan.

Kisah di atas kami rangkum dari beberapa hadits yg diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari (3983 dan 4274) dan Imam Muslim (2494).

Di dlm hadits ni diterangkan bahwa ketika Nabi صلى الله عليه وسلم mengetahui perbuatan Hathib yg membocorkan rahasia penyerangan kaum muslimin ke kota Mekkah kepada kaum musyrikin, beliau tak segera menjatuhkan hukuman pengkhianat kepada Hathib sebagaimana yg diinginkan oleh Umar. Akan tetapi beliau bertanya terlebih dahulu kepada Hathib alasan dia melakukan hal tersebut. Setelah mendengarkan penjelasan Hathib, akhirnya Nabi صلى الله عليه وسلم memaafkan perbuatannya.

4. Kisah Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu yg tak melakukan shalat Tahiyyatul Masjid.

Diriwayatkan dari Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu, dia berkata:

دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ وَرَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم جَالِسٌ بَيْنَ ظَهْرَانَيِ النّاسِ. قَالَ: فَجَلَسْتُ. فَقَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: مَا مَنَعَكَ أَنْ تَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تَجْلِسَ؟ قَالَ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللّهِ، رَأَيْتُكَ جَالِساً وَالنّاسُ جُلُوسٌ. قَالَ: فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ، لاَ يَجْلِسْ حَتّى يَرْكَعَ رَكْعَتَيْنِ
Saya masuk ke dlm mesjid dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم sedang duduk di hadapan orang-orang. Lalu saya duduk. Lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata (kepada saya): Apa yg menghalangimu untk shalat dua rakaat sebelum engkau duduk? Saya menjawab: Wahai Rasulullah, saya melihat anda sedang duduk dan orang-orang (juga) sedang duduk. Nabi berkata: Apabila salah seorang dari kalian masuk ke mesjid maka janganlah dia duduk sampai dia melaksanakan (shalat) dua rakaat. [HR Muslim (714)]

Di dlm hadits ni Nabi صلى الله عليه وسلم tak langsung menyalahkan Abu Qatadah yg dgn sengaja meninggalkan shalat Tahiyyatul Masjid. Akan tetapi beliau bertanya terlebih dahulu kepada Abu Qatadah tentang sebab dia tak melakukan shalat tersebut.

Masih ada hadits-hadits lain yg berkenaan dgn hal ini, akan tetapi kami cukupkan sampai di sini.

وبالله التوفيق

other source : http://dakwahquransunnah.blogspot.com, http://stackoverflow.com, http://news.detik.com

Title : Di Antara Adab Berdakwah: Bertanya sebelum Mengingkari - Akidah
Description : mozvid.blogspot.com - بسم الله الرحمن الرحيم Di antara adab yg diajarkan oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم kepada kita adlh bertanya d...

0 Response to "Di Antara Adab Berdakwah: Bertanya sebelum Mengingkari - Akidah"

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *